Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit banyak menjelaskan mengenai apa itu budaya lokal, apa saja macam-macam (jenis-jenis) budaya lokal, alasan mengapa mulai lunturnya budaya lokal, dan juga bagaimana langkah-langkah (cara) untuk melestarikan budaya lokal
Indonesia yang memiliki banyak adat dan kebudayaan, juga mempunyai beragam upacara tradisional yang menarik. Hingga saat ini, banyak dari upacara tradisional tersbeut masih dilaksanakan di daerah asalnya masing-masing. Bahkan, upacara tersebut juga menjadi ajang wisata budaya bagi banyak turis, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Berikut ini ada lima upacara tradisional Indonesia yang unik dan khas.
1. Tabuik (Sumatera Barat)
Upacara yang satu ini sebenarnya lebih berkaitan dengan religi, berdasarkan kepercayaan umat Islam Tapi hanya ditemukan di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Sehingga, menjadi sebuah tradisi yang khas dari daerah tersebut. Upacara Tabuik ini digelar sebagai bentuk peringatan atas kematian anak Nabi Muhammad SAW dalam sebuah perang di zaman Rasulullah dulu. Dilakukan pada Hari Asura setiap tanggal 10 Muharram tahun Hijriah. Beberapa hari sebelum datangnya waktu penyelenggaraan upacara ini, masyarakat akan bergotong royong untuk membuat dua tabuik. Kemudian, pada hari H, kedua tabuik itu di arak menuju laut di Pantai Gondoriah. Satu tabuik diangkat oleh sekitar 40 orang. Di belakangnya, rombongan masyarakat dengan baju tradisional mengiringi, bersamaan dengan para pemain musik tradisional. Lalu, kedua tabuik itupun dilarung ke laut.
2. Dugderan (Jawa Tengah)
Upacara ini digelar untuk menandai datangnya bulan puasa Ramadhan. Tapi, karena hanya diadakan oleh masyarakat Semarang, maka upacara Dugderan ini pun jadi semacam upacara tradisional. Kata “dugderan” sendiri berasal dari perpaduan bunyi bedug dengan meriam bambu yang memang identik dengan bulan puasa. Upacara ini dilaksanakan tepat sehari sebelum puasa pertama dilaksanakan, mulai dari pagi hingga sore hari menjelang senja. Dalam upacara tradisional Indonesia ini, masyarakat menggelar “warak ngendok”, atau mengarak binatang jadi-jadian yang bertubuh kambing, berkepala naga dan berkulit sisik emas. Binatang rekaan ini dibuat dari kertas warna-warni. Selain itu, juga digelar pasar rakyat, atraksi drumband, pawai pakaian adat tradisional nusantara, hingga penampailan berbagai kesenian khas Kota Semarang, yang digelar selama sepekan sebelumnya.
3. Ngaben (Bali)
Kegiatan ini merupakan upacara pembakaran atau kremasi jenazah umat Hindu di Bali. Untuk melaksanakan upacara Ngaben ini, keluarga dari jenazah tersebut akan membuat “bade dan lembu” untuk tempat jenazah yang akan dibawa. Tempat tersbeut dibuat dari kayu dengan model yang sangat megah, dibantu oleh masyarakat sekitarnya. Kemudian, jenazah pun di arak, dan terakhir dibakar bersamaan dengan tempat tersebut, dalam sebuah ritual khusyuk.
4. Rambu Solo dan Mapasilaga Tedong (Sulawesi Selatan)
Rambu Solo juga merupakan upacara kematian, yang diwarisi oleh masyarakat Toraja secara turun temurun. Keluarga dari orang yang meninggal akan menggelar upacara ini sebagai tanda penghormatan terakhir. Kemudian, jenazahnya akan dibawa ke makam yang terletak di tebing goa, yakni pekuburan Londa. Bersamaan dengan itu, juga dibawa sebuah boneka kayu yang telah dibuat sebelumnya, yang wajahnya sangat mirip dengan orang yang telah meninggal itu. Sedangkan, upacara Mapasilaga Tedong merupakan acara adu kerbau. Selbelumnya, akan diawali dengan parade kerbau, mulai dari jenis kerbau jantan, kerbau albino, hingga kerbau salepo yang memiliki bercak-bercak hitam di punggungnya. Setelah adu kerbau, maka akan dilanjutkan dengan prosesi pemotongan kerbau khas adat Toraja, yang disebut Ma’tinggoro Tedong. Dalam prosesi tersbeut, kerbau harus langsung mati dengan sekali tebas
5. Pasola (Nusa Tenggara Timur)
Dalam upacara tradisional Indonesia ini, akan ada dua kelompok yang melakukan “perang-perangan”. Setiap kelompok yang terdiri atas lebih dari 100 pemuda itu “berperang” dengan bersenjatakan tombak dari kayu yang ujungnya tumpul, dan juga mengenakan baju perang dalam adat mereka. Pada bulan Februari atau Maret setiap tahunnya, upacara ini akan digelar untuk menyampaikan doa kepada Tuhan, agar panen mereka pada tahun itu bisa berhasil.
Mungkin itu upacara adat yang khas dan unik di Indonesia. Semoga bermanfaat 😄
INDONESIA terkenal dengan kekayaan budaya, salah satunya rumah adat yang sarat akan nilai-nilai luhur budaya Indonesia. Berikut 10 rumah adat terpopuler dari berbagai wilayah di Indonesia 1. Rumah Adat Joglo (Jawa Tengah) - 42%
Bentuk arsitektur rumah ini sangat unik dan sarat akan nilai-nilai kebudayaan masyarakat Jawa. Dibangun dari kayu jati, menjadikan struktur rumah ini tahan lama dan juga kuat. Bangunan ini juga memiliki arsitektur unik yaitu berbentuk persegi panjang dengan atap rumah dibuat tinggi.
2. Rumah Adat Gadang (Sumatera Barat) - 25%
Rumah tradisional Minangkabau ini memiliki ciri khas unik, yaitu atap berbentuk melengkung dengan ujung lancip. Disebut rumah Gadang karena memang rumah ini berukuran besar. Jumlah kamar di rumah ini tergantung dari jumlah perempuan yang tinggal di dalamnya.
3. Rumah Adat Kebaya (DKI Jakarta) - 5%
Rumah adat Suku Betawi ini memiliki ciri khas tersendiri yaitu bentuknya seperti kubus serta teras luas yang berfungsi untuk menjamu tamu dan sekaligus tempat berkumpul keluarga. Secara arsitektur, bangunan ini memiliki makna filosofis yakni karakter suku Betawi yang selalu mengedepankan prinsip kekeluargaan, keterbukaan, keramahan dan keharmonisan.
4. Rumah Adat Limas (Sumatera Selatan) - 4%
Sesuai namanya, rumah ini berbentuk limas dengan bangunan bertingkat-tingkat di mana masing-masing tingkat memiliki filosofi budaya tersendiri. Tingkatan di rumah ini memiliki lima ruangan yang menjadi simbol dari lima jenjang kehidupan masyarakat yaitu usia, jenis, bakat, pangkat dan martabat. 5. Rumah Adat Tongkonan (Sulawesi Selatan) - 4%
Atap dari rumah ini berbentuk melengkung seperti perahu dengan struktur rumah panggung yang memiliki tiang penyangga bulat berdiri berjajar menopang bangunan. Rumah ini juga dicirikan melalui adanya susunan tanduk kerbau di depan rumah sebagai hiasan yang menunjukkan tingkat strata sosial dari pemilik rumah.
6. Rumah Adat Baduy (Banten) - 2%
Rumah adat Baduy adalah rumah panggung yang hampir seluruh bagian rumahnya menggunakan bahan dari bambu. Sifat kekeluargaan Suku Baduy yang sangat kental sangat berpengaruh terhadap proses pembangunan rumah adat ini.
7. Rumah Adat Mandar (Sulawesi Barat) - 2%
Rumah adat Mandar merupakan rumah adat khas Mamuju, Sulawesi Barat. Rumah ini berstruktur panggung yang disusun dengan tiang-tiang dari kayu balok berukuran setinggi dua meter. Dinding rumah ini menggunakan material papan yang pada umumnya merupakan papan ukir sesuai motif khas dari Suku Mandar.
8. Rumah Adat Honai (Papua) - 2%
Bentuk rumah ini sangat unik yakni berbentuk seperti kerucut dan dibangun dari material alam. Rumah honai dibedakan menjadi tiga kategori yaitu rumah untuk pria (Honai), wanita (Ebei), dan kandang hewan atau babi (wamai). Rumah honai bagi masyarakat Papua bukan saja menjadi tempat tinggal semata, melainkan juga sebagai tempat pengajaran kehidupan untuk mendidik para pria maupun wanita.
9. Rumah Panggung Minahasa (Sulawesi Utara) - 2%
Rumah adat ini dikenal dengan sebutan "wale" atau "bale". Rumah ini ditopang oleh beberapa kayu agar dapat berdiri kokoh dan memiliki dua tangga di serambi bagian depannya. Sesuai dengan filosofi masyarakat Minahasa, dua tangga tersebut bermakna khusus pada saat peminangan. Rumah panggung ini bisa dihuni oleh enam hingga delapan keluarga.
10. Rumah Adat Bolon (Sumatera Utara) - 2%
Zaman dahulu, rumah adat Suku Batak ini merupakan tempat tinggal 13 raja di Sumatera Utara. Rumah ini memiliki beberapa kekhasan, di antaranya berbentuk persegi empat dan atapnya seperti pelana kuda. Ruangan dalam rumah ini terbagi menjadi beberapa ruangan khusus, yaitu ruang tamu dan ruangan tempat para istri tamu yang datang.
Negara Indonesia memang dikenal dengan keanekaragaman suku dan budayanya. Salah satunya adalah pakaian adat Indonesia yang menjadi ciri khas masing-masing provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Meskipun dengan perkembangan zaman yang semakin banyak terciptanya pakaian-pakaian modern, pakaian adat Indonesia ini ternyata masih banyak digunakan kalangan masyarakat. Jika dilihat dari segi kebudayaan, tentunya kita sebagai anak muda penerus bangsa yang wajib untuk melestarikannya.
Selain sebagai simbol masing-masing daerah dan provinsi, pakaian adat Indonesia ini bisa digunakan sebagai media pengenalan ragam budaya Indonesia ke mancanegara, yang nantinya akan semakin menarik wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia.
Berbagai jenis dan corak pakaian adat dari Indonesia mempunyai ciri khas dan keistimewaan masing-masing dari setiap daerah. Untuk itu, dalam pembahasan kali ini akan dijelaskan beberapa macam pakaian adat khas Indonesia yang mungkin akan bermanfaat sebagai bahan belajar para penerus bangsa untuk tetap melestarikan kebudayaan yang ada.
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah. Sejarah kerajaan zaman dahulu mewariskan berbagai hal. Salah satunya adalah senjata tradisional turun temurun. Berikut adalah berbagai senjata tradisional di Indonesi
1. Senjata Tradisional Lampung
Terapang
www.sejarah-negara.com
Terapang merupakan senjata tradisional pertama di Lampung yang sangat populer. Bentuknya seperti keris digunakan bangsawan zaman Kerajaan Tulang Bawang dan untuk ritual adat.
Payan
www.tradisikita.my.id
Payan adalah senjata tradisional tertua di Lampung. Bentuk Payan seperti tombak dengan gagang sepanjang 150-180 cm. Mata ujung tombak yang lancip dan terbuat dari besi.
Badik
Dalam budaya masyarakat Lampung senjata badik digunakan untuk melindungi diri. Zaman dahulu selalu dibawa penduduk untuk ke sawah atau bepergian. Biasanya laki-laki muda di Lampung menyelipkan badik di ikat pinggang.
Candung
Candung ini yang sampai sekarang digunakan untuk berladang, memasak di dapur, dan sebagai senjata pelindung ketika tersesat di hutan.
2. Senjata Tradisional Bengkulu
Keris
Keunikan dari senjata asli bengkulu ini adalah bagian lekuknya yang berjumlah genap dan terdapat tahta pada gagang dan sarung.
Rambai Ayam
Rambai Ayam merupakan satu-satunya senjata tradisional yang hanya didapatkan di Bengkulu. Bentuk senjata ini seperti tusuk yang memiliki ujung runcing dan satu sisinya sangat tajam.
Sewar
Sewar berbentuk menyerupai tikam yang berupa sebilah pisau memiliki satu mata tajam. Ujung dari Sawar tersebut dapat dipakai sebagai senjata tusuk. Umumnya diselipkan pada ikat pinggang.
Dodong
Dodong biasanya digunakan untuk melengkapi aksesoris busana adat pengantin pria. Kita dapat menemukan senjata ini di Museum Bengkulu yang divpajang dalam kotak kaca.
Rudus
Rudus adalah salah satu senjata tradisional asli Bengkulu yang digunakan prajurit untuk berperang dan prosesi penobatan raja dahulu. Bentuknya terlihat seperti golok dilengkapi satu mata tajam.
3. Senjata Tradisional Kepulauan Riau
Pedang Jenawi
Merupakan senjata tradisional pertama dan sering digunakan oleh prajurit perang dari Kerajaan Melayu. Pedang Jenawi memiliki ukuran 1 meter sehingga berfungsi sebagai perang tanding jarak dekat.
Badik Tumbuk Lada
Meskipun lebih dikenal sebagai senjata tradisional dari Jambi faktanya Badik Tumbuk Lada berasal dari Kepulauan Riau. Merupakan senjata tradisional asli dari adat melayu yang berada di Kepulauan Riau.
4. Senjata Tradisional Jambi
Keris Siginjai
Keris ini merupakan peninggalan dari Raja Orang Kayo Hitam yang terkenal bijaksana. Bahan baku pembuatan keris ini adalah emas, kayu besi, dan nikel. Keris Siginjai memiliki panjang kurang lebih 39 cm dan memiliki 5 lekukan.
Badik Tumbuk Lada
Tetapi senjata tersebut juga khas dari Melayu dan terdapat pula di Kepulauan Riau. Senjata Badik Tumbuk Lada tersebut lebih terkenal di kalangan penduduk semenanjung melayu.
Sumpit
Di Provinsi Jambi senjata sumpit tersebut lebih sering digunakan oleh suku anak dalam. Biasanya mereka membawa Sumpit untuk berburu binatang. Anak panah Sumpit dapat diisi dengan racun.
Tombak Jambi
Tombak Jambi memiliki keunikan yakni pada bagian tangkai pegangan tombak paling pangkal yang di runcingkan. Ditambah dengan tangkai dekat mata pedang terdapat sebuah penadah.
Pedang Jambi
Pedang asli Jambi tersebut jika sekilas dilihat memiliki bentuk seperti pedang umumnya. Ciri khas dari Pedang Jambi yakni terdapat dua mata pada bilah pedang ini. Kedua bilah tersebut diasah hingga menjadi sangat tajam.
5. Senjata Tradisional Bangka Belitung
Parang Bangka
www.tradisikita.my.id
Keistimewaan Parang Bangka dibandingkan parang lain adalah berbentuk seperti layar kapal. Biasanya digunakan dalam pertarungan jarak pendek. Diameter senjata ini kurang lebih 40 cm.
Kedik
www.tradisikita.my.id
Kedik lebih banyak digunakan untuk bertani terutama di perkebunan lada. Cara penggunaannya dengan meletakkan diatas tanah kemudian ditarik ke belakang.
Siwar
Siwar adalah senjata tradisional yang berbentuk mirip sebilah golok panjang. Siwar terdapat dua macam yaitu Siwar Panjang dan Siwar Pendek. Siwar Panjang jika dilihat sekilas seperti Mandau. Sedangkan Siwar Pendek memiliki panjang seukuran dengan Keris.
6. Senjata Tradisional Sumatera Selatan
Keris Palembang
Keris Sumatera Selatan ini memiliki lekukan ganjil yakni 7 lekukan atau 9 lekukan sampai 13 lekukan. Saat ini dibentuk replika dan digunakan sebagai aksesoris pakaian adat pria.
Tombak Trisula
Tombak Trisula merupakan satu-satunya senjata tradisional yang tidak ada di tempat lain dan paling terkenal di provinsi ini. Ciri khasnya memiliki satu sisi berbentuk trisula dan sisi lain berbentuk mata tombak biasa.
Skin
Skin sering disebut dengan Jembi. Dianggap artefak berbentuk senjata tusuk genggam dengan salah satu bilah yang berbentuk runcing dan tajam. Skin adalah benda keramat yang memiliki kekuatan magis. Skin berukuran 25-30 cm dan Skin pendek berukuran 10-15 cm.
7. Senjata Tradisional Aceh
Rencong
Rencong melambangkan identitas diri, simbol keberanian, dan ketangguhan. Rencong miliki kaum bangsawan terbuat dari emas dan sarung gading gajah. Rencong yang digunakan masyarakat hanya terbuat dari besi putih dan sarung dari kayu. Rencong ada 4 jenis yakni Rencong Meucugek, Meupucok, Pudoi, Meukuree.
Siwah
Siwah termasuk senjata tradisional yang langka dan harganya mahal. Biasanya Siwah yang memiliki sarung hiasan permata dan emas tidak digunakan sebagai senjata tetapi perhiasan.
Peudeung
Dalam bahasa Aceh Paedeung adalah pedang. Berfungsi sebagai senjata untuk mentetak dan pencincang. Peudeung ini memiliki beberapa jenis diantaranya Peudeung Habsyah, Turki, Poertugis.
8. Senjata Tradisional Riau
Keris Riau
Keris melambangkan suatu kehormatan, perlindungan diri, dan kebanggaan. Budaya Melayu Riau hingga saat ini selalu menggunakan keris dengan menggandengkannya dalam pakaian adat.
Beladau
Berbentuk seperti pisau belati dan lebih dikenal pada masyarakat wilayah Riau, Kepulauan Riau sampai Mentawai. Fungsinya untuk menikam dan menyayat. Panjang Beladau umumnya sekitar 24 cm.
Kelewang
Kelewang dapat disebut juga golok khas Provinsi Riau. Pada zaman Hindia Belanda sering digunakan oleh para prajurit dan penduduk. Saat ini senjata tersebut dimanfaatkan untuk keperluan pertanian di sawah atau berkebun.
Pedang Jenawi
Zaman dahulu tidak sembarangan orang bisa memakai Pedang Jenawi. Hanya orang berkuasa, yang dihormati, dan cerdas, dapat memilikinya. Keunggulannya dapat di tebas ke kanan dan kiri, dan menjadi tombak pada bagian depan.
9. Senjata Tradisional Sumatera Barat
Kerambit
Kerambit berbentuk pisau dengan bilah sikunya melengkung. Pada masa kemerdekaan Tentara Minang di persenjatai dengan Kerambit di pinggang.
Karih
Karih atau keris dari Sumatera Barat memiliki lengkungan sedikit, hulu melengkung ke bawah, dan sudut luk lebar. Dulu digunakan para bangsawan dan penghulu kerajaan.
Kelewang
Pada masa Perang Padri digunakan sebagai senjata pasukan kerajaan. Berbentuk seperti golok dan sekarang digunakan untuk bertani.
Ruduih
Ruduih berupa pedang yang satu sisi bilahnya tajam. Pada tahun 1908 dipersenjatai untuk prajurit kerajaan dalam Perang Manggopoh.
Piarik
Merupakan peninggalan budaya Hindu Siwa. Ciri khas Piarik yaitu tombak bermata 3 yang tajam.
10. Senjata Tradisional Sumatera Utara
Hujur Siringis
Menyerupai sebuah tombak yang bermaterial kayu dan ujungnya adalah logam runcing. Digunakan Suku Batak untuk berperang.
Piso Gaja Dompak
Sebilah pisau yang gagangnya berukuran gajah. Merupakan warisan peninggalan Raja Sisingamangaraja I dan dulu tidak dipakai untuk membunuh.
Piso Silima Sarung
Kekhasan dari pisau ini yaitu dalam satu sarung terdapat lima bilah pisau.
Tumpuk Lada
Efektif untuk pertempuran jarak dekat. Saat ini digunakan sebagai perhiasan saat pernikahan. Selain itu dapat dijadikan jimat dan diisi racun.
11. Senjata Tradisional Jawa Barat
Kujang
Muncul pada awal abad ke-8 dan memiliki panjang 20-25 cm. Saat zaman Kerajaan Tarumanegara digunakan untuk melindungi diri.
Balincong
Sebagai senjata untuk memecah batu dan menggali tanah. Balincong memiliki 2 mata yang tajam dengan arah berlawanan dan berbentuk runcing.
Bedog
Fungsinya untuk menebang pohon, menyembelih, dan memotong daging. Ukuran Bedog sekitar 30-40 cm dan dibawah 30 cm.
Baliung
Bentuknya menyerupai Kapak dengan panjang 30-35 cm dan terbuat dari kayu. Keistimewaannya pada bagian pangkal terbuat dari besi dan baja tebal.
Congkrang
Termasuk senjata tradisional yang langka. Biasanya digunakan untuk menyiang rumput kecil dan berbentuk menyerupai cangkul kecil.
Sulimat
Bentuknya mirip pisau bermata runcing. Saat ini digunakan para petani untuk mengupas kelapa.
12. Senjata Tradisional Jakarta
Golok
Pemilik Golok biasanya menyelipkannya dipinggang. Ada 2 macam Golok yaitu Gablongan untuk bekerja dan Sorenan untuk simpanan.
Keris
Berbentuk seperti keris pada umumnya. Penelitian sejarawan menilai keris adalah warisan budaya Sunda dan Cirebon.
Belati
Bagi masyarakat Betawi hanya untuk melengkapi perkakasnya. Belati berukuran kecil dengan bilah tebal dan lancip melengkung pada bagian ujungnya.
Cangkingan
Asal mula nama Cangkingan karena berbentuk kecil dan sering dibawa kemana saja oleh pemuda Betawi. Saat ini Cangkingan menjadi senjata langka.
Toya
Dahulu digunakan di perguruan silat sebagai alat latihan para murid. Toya dilengkapi dengan gerigi kasar pada kedua ujungnya.
Pisau Raut
Tidak digunakan ketika perang tetapi lebih bernilai seni. Pisau Raut dijadikan aksesoris baju adat pria Betawi. Biasanya diselipkan pada ikat pinggang dan dilengkapi bunga melati.
13. Senjata Tradisional Jawa Tengah
Wedhung
Merupakan jenis senjata tusuk dengan satu mata bilah yang sangat tajam. Kerangka wedhung terbuat dari kayu jati. Wedhung lebih banyak digunakan masyarakat sekitar.
Keris
Selain senjata juga diakui karena nilai seninya yang tinggi. Zaman dulu digunakan sebagai pengenal identitas kelompok. Bentuknya mulai dari tidak berlekukan sampai memiliki lekukan 3, 5, dan 7.
Thulup
Cara penggunaan Thulup dengan ditiup dan ujungnya dapat diisi rancun cair. Biasanya digunakan saat berburu hewan dan mempunyai ukuran lebih pendek dari Sumpit.
Plinteng
Plinteng sering disebut senjata mainan anak-anak dimasa lampau. Plinteng atau Ketapel ini terbuat dari sebuah kayu, selembar kulit, serta 2 karet. Untuk pelurunya menggunakan batu kecil.
Condroso
Condroso dahulu sering dibawa wanita sebagai pegangan. Bentuknya hampir mirip dengan tusuk konde dan digunakan wanita untuk melindungi diri.
14. Senjata Tradisional Banten
Bedog
Bedog biasanya digunakan oleh jawara banten. Merupakan senjata yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Berfungsi untuk menebang pohon, membelah kelapa, dan keperluan lain.
Golok Ciomas
Berbentuk seperti Golok umumnya, namun sangat tajam. Golok Ciomas umumnya menjadi senjata simpanan untuk membela diri. Nama Golok Ciomas berasal dari daerah “Ciomas”.
Golok Salungkar
Dianggap sebagai pusaka keramat peninggalan Banten. Golok ini terbuat dari besi pelat hitam yaitu besi selungkar dan besi dari kikir bekas.
Parang
Dahulu Parang dipakai untuk membuat rumah panggung warga yang berbahan bambu. Selain itu sering digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
15. Senjata Tradisional Jawa Timur
Clurit
Clurit berasal dari legenda seorang mandor tebu dari Pasuruan. Clurit melambangkan perlawanan, harga diri, dan strata sosial.
Buding
Buding berasal dari Kabupaten Banyuwangi. Berfungsi untuk membantu kegiatan sehari-hari dan senjata perlindungan diri.
Bionet
Biasanya dikenal masyarakat Sumenep, Jawa Timur. Berbentuk lurus dengan dua sisi yang tidak terlalu tajam. Bionet memiliki fungsi sosial bagi masyarakat Jawa Timur.
Caluk
Berbentuk seperti Golok yang panjang dengan lengkungan di ujung. Dibagian tengah Caluk terdapat Kapak kecil.