Rabu, 30 Oktober 2019

Lagu tradisional





Lagu daerah mungkin bagi anak muda jaman sekarang (khususnya yang hidup di kota kota metropolis) terdengar sangat asing dimana mereka mungkin lebih hafal atau lebih paham atau bahkan lebih menjiwai lagu 'tradisional' yang diimpor dari bangsa lain.
Sungguh ironis memang, tapi apakah itu salah mereka anak muda kaum milenial jaman sekarang yang hanya menjadi konsumen dari produk impor impor tersebut? Mungkin iya, bisa jadi tidak sih. Kenapa demikian?
Jika dilihat dari konsep ekonomi (Tenang, kita tetep akan bahas lagu daerah kok), dimana ada demand (permintaan) and supply (ketersediaan), maka jika demand bertambah namun supply berkurang maka akan terjadi kelangkaan barang sehingga akan terjadi kenaikan harga. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan mengimpor barang atau menambah supply-nya tanpa menambah jumlah produksi.
Nah, konsep tersebut juga terjadi dalam dunia permusikan Indonesia dimana pada masa keemasan lagu tradisional khususnya jawa sekitar tahun 90-an hingga awal 2000-an tembang tembang tradisional sangat populer khususnya di jawa dengan "The GodFather of broken heart" yaitu Didi Kempot, Manthous dan lain lain sangatlah terkenal. 
Namun mereka seakan mulai pudar kesaktiannya ketika kecanggihan teknologi mulai muncul dan meluas, mulai sekitar pertengahan tahun 2000-an para remaja yang dulunya suka mendengarkan tembang jawa dengan berbagai genre dan arrangement mulai beralih haluan dengan musik pop, rock dan band yang pada saat itu sedang marak maraknya, sebut saja un*u, peterp*an atau D'Mass*ve.
Mereka sangat populer saat itu tapi musik tradisional jawa malah seakan akan tidur nyenyak atau mungkin mati suri. Seakan akan tidak ada perlawanan. Supply musik yang dibutuhkan masyarakat seakan akan dimonopoli oleh musik musik modern dari barat dan musik pop moderen, Karena demand mereka sudah terpenuhi, maka mereka sudah merasa cukup dengan hanya supply aliran musik modern tersebut.
Hal yang ironis memang di mana pada zaman itu tinggal didi kempot sendiri yang masih eksis mengelurakan karya karya lagu tradisionalnya melawan serbuan lagu modern. Namun kita patut berbangga pada generasi muda sekarang yang mulai banting setir lagi dengan menggaungkan kembali lagu tradisional dengan ketradisionalannya yang masih terjaga meskipun ada sedikit bumbu bumbu modern untuk memikat para penikmat musik itu sendiri.
Sedangkan pada saat ini saat artikel ini dibuat lagu tradisional jawa seakan akan mulai bangkit dari kerterpurukannya, dimana sangat banyak sekali di media sosial musisi yang berkarya menggunakan lagu tradisional.
Saya sebagai seorang manusia yang lahir dan besar di lingkungan jawa sangat bahagia melihat musik tradisional jawa bangkit kembali. Terima Kasih musisi Indonesia, Matur suwun sanget

Rabu, 23 Oktober 2019

Tarian Daerah





Assalamualaikum wr.wb.
Selamat pagi semuanyaa, hari ini kita akan membahas tentang tarian lokal atau tarian tradisonal di Indonesia. Tanpa basa basi lagi, mari simak saja uraian berikut
Tarian Daerah – Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan budaya yang mana kekayaan budaya tersebut telah mendunia serta diakui oleh berbagai negara.
Dan salah satu dari tarian daerah yang sampai saat ini menjadi salah satu kekayaan budaya yang seringkali ditampilkan hingga keluar negeri dimana tersebut juga mengenalkan jika kekayaan budaya yang beragam tersebut ialah kandungan dari bhinneka tunggal ika.
Indonesia sendiri menyimpan kebudayaan yang sangat luar biasa bahkan perbedaan budaya di negara Indonesia tersebar hingga berbagai macam daerah dari Sabang bahkan sampai ke Merauke.
Untuk tarian daerah sendiri memang hampir seluruh wilayah yang ada di Indonesia mempunyai tarian khas, dan hal ini dikarenakan negara Indonesia mempunyai kurang lebih 1000 suku bangsa yang tersebar hingga ke penjuru daerah.
Tak bisa dipungkiri jika tarian daerah adalah sebuah tarian yang mampu berkembang di mana tarian tersebut merupakan identitas dari budaya masyarakat yang ada di Indonesia. Bahkan tarian daerah juga akan menceritakan tentang apa saja kebiasaan serta sejarah yang masih berkaitan dengan masyarakat.

Daftar Tarian daerah 

Tarian khas dari Nanggroe Aceh


tarian khas dari nanggroe aceh
materibelajar.co.id
Untuk yang pertama adalah tarian tarian yang berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam, di mana Aceh memang sangat terkenal dengan tari saman meuseukat. Dimana seni tari yang satu ini memiliki keistimewaan serta keunikan tersendiri dan biasanya tari saman akan dilaksanakan pada saat upacara-upacara tertentu yang umumnya upacara tersebut bersifat sakral yang bukan hanya di tonton khalayak umum.
Tari saman sendiri merupakan tarian yang berasal dari suku Gayo di mana tari saman tersebut menceritakan mengenai peristiwa-peristiwa penting yang ada di dalam suku tersebut.
Bukan hanya tari saman meuseukat saja yang sangat terkenal namun terdapat beberapa tarian dari Nanggroe Aceh Darussalam seperti tari seudati, tari pukat, tari ratoh duek, tari rampai, tari laweut, tari likok Pulo, tari rapa’i geleng, tari ula ula lembing, tari rateb meuseukat, tari Ranup lam puan, dan juga tari Rabbani wahed.
Keberagaman tari daerah Bali

keberagaman tari daerah bali
www.ragamseni.com

Untuk yang berikutnya adalah daerah dari Bali yang ter yang tersebut cukup terkenal hingga ke wisatawan yakni tarian kecak. Tari kecak sendiri memiliki sebutan tari api atau tari cak dimana tarian ini akan menunjukkan hiburan massal yang menggambarkan sebuah seni tanpa adanya iringan gamelan maupun alat musik.
Biasanya tarian ini akan dilakukan oleh laki-laki sekitar 70 orang yang berbaris secara melingkar. Tari kecak ini sendiri memang cukup sakral dimana penarinya akan terbakar oleh api namun dengan adanya kekebalan para penari tidak akan terbakar.
Tarian khas dari daerah Bali sendiri bukan hanya tarian kecak saja namun terdapat berbagai macam tarian seperti halnya tarian arje, tari legong, tari cendrawasih, tarian barong, tarian trunajaya, tarian pendet tari barong tari Panji semirang, tari puspanjali tari baris, tari gopala, tari topeng, tari janger, tari wirayuda,  tari condong dan yang terakhir adalah tari margapati.

Tarian khas Bangka Belitung


tarian khas bangka belitung
Tarian khas Bangka Belitung

Tarian daerah yang menjadi salah satu ciri khas dari Bangka Belitung adalah tari sekapur sirih dimana tarian ini merupakan tarian tradisional yang asalnya dari kawasan Jambi. Selain itu tarian sekapur sirih ini merupakan tarian penyambutan yang umumnya akan dilakukan para penari wanita dengan menggunakan pakaian adat dan diiringi alunan musik pengiring.
Tarian sekapur sirih ini sendiri memang sudah ada sejak puluhan tahun lalu yang sudah diperkenalkan sejak tahun 1962. Bukan hanya tarian sekapur sirih saja yang menjadi ciri khas dari Bangka Belitung karena terdapat tarian campak, tarian sepen, tarian beripat, tarian pendulang timah, tari men sahanglah Mirah, tari ke baik yang juga seringkali ditampilkan pada saat ajang atau festival tari budaya nasional.

Bengkulu dengan tarian daerah yang sangat khas

bengkulu dengan tarian daerah yang sangat khas
Bengkulu yang merupakan salah satu kawasan dengan keindahan alamnya juga memiliki kebudayaan tari daerah yang cukup terkenal. Contohnya saja seperti tarian Andun, di mana tarian Andun ini Salah satu tarian tradisional yang umumnya akan ditampilkan oleh para penari pria dan juga wanita.
Tarian Andun ini akan ditampilkan di beberapa acara seperti acara penyambutan, acara adat, ataupun acara budaya yang mengeluarkan tari daerah.
Selain itu Bengkulu juga memiliki beberapa tari daerah lainnya seperti tarian bidadari teminang anak, tarian tombak kerbau, tarian Putri gading Cempaka, tarian pukek, tarian kejei, dan yang terakhir adalah tarian penyambutan.

Tarian khas provinsi Jawa barat


tarian khas provinsi jawa barat
Tarian khas provinsi Jawa barat

Selanjutnya ialah tarian dari Jawa barat yang memiliki cukup banyak tarian daerah seperti halnya tari jaipong. Tari jaipong sedih merupakan tarian tradisional yang tepatnya berasal dari kota Bandung, tarian jaipong itu sendiri juga sangat terkenal dan populer di seluruh daerah Indonesia.
Tarian ini sendiri diciptakan oleh seniman haji Suhanda dan Gugum gumbira yang masih memiliki darah Sunda.
Bukan hanya terkenal akan tari jaipong saja namun provinsi Jawa barat juga memiliki tari daerah lain seperti tari topeng kuncaran, tari merak, tari wayang, tari ketuk tilu, tari keurseus, tari buyung, tari ronggeng Bugis dan yang terakhir adalah tari sampiung.

Tarian daerah dari provinsi Jawa tengah


tarian daerah dari provinsi jawa tengah
www.romadecade.org

Provinsi Jawa tengah juga memiliki berbagai macam tarian daerah yang pertama adalah tarian kethek ogleng, dimana tarian ini gerakannya meniru gerakan dari monyet yang diiringi dengan musik gending ataupun gamelan.
Selain itu juga ada banyak sekali tarian dari Jawa tengah seperti tari serimpi, tari bambangan Cakil, tari kendalen, tari sintren, tari jlantur, tari Langen Asmoro, tari driasmara, tarian Bondan payung, tarian bedaya, tarian gambyong, tarian kuda lumping, tarian Jathilan, tarian merak, tarian kumbang, tarian prawiroguno, tarian angsa dengan terakhir adalah tarian Wira Pertiwi.

Tarian khas dari Jawa timur


tarian khas dari jawa timur
blogkulo.com

Jawa timur juga memiliki berbagai macam kebudayaan dalam seni tari yang hingga saat ini masih dilaksanakan jika terdapat beberapa upacara ataupun acara adat istiadat. Tarian tersebut adalah tarian remong, tarian jejer, tarian tanduk majeng, Tarian reog kendang, tarian Gandrung Banyuwangi, tarian glipang, tarian jaranan buto, Tarian reog Ponorogo, tarian gembu, tarian sri panganti, printer ialah tari beskalan.
Dan masih banyak lagi macam-macam tari tradisional dari daerah-daerah lain di Indonesia.
Terimakasih atas kunjungan kalian di blog saya, semoga ilmunya bermanfaat😄
Wassalamualaikum wr.wb.

Rabu, 16 Oktober 2019

Pengembangan Budaya Lokal

Hallo semuanya pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai bagaimana sih pengembangan dari budaya lokal itu? Langsung saja simak uraian dibawah ini
Pengembangan budaya adalah suatu proses meningkatkan atau mempertahankan kebiasaan yang ada pada masyarakat dalam kajian pengembangan masyarakat yang menggambarkan bagaimana budaya dan masyarakat itu berubah dari waktu ke waktu yang banyak ditunjukkan sebagai pengaruh global. Pengembangan budaya dikembangkan secara luas melalui kepentingan transnasional. Segala bentuk kesenangan ikut terlibat dalam upaya pengembangan budaya ini untuk menghadapi globalisasi budaya, sangat sulit bagi masyarakat untuk melestarikan budaya lokal mereka sendiri yang menjadi keunikan wilayahnya, tetapi globalisasi budaya ini merupakan komponen penting dalam pengembangan masyarakat wilayahnya sendiri. Dalam konteks Pengembangan masyarakat, pengembangan budaya memiliki empat komponen yaitu,

  1. Melestarikan dan menghargai budaya lokal Tradisi budaya lokal merupakan bagian penting dalam menanamkan rasa bermasyarakat, dan membantu memberikan rasa identitas kepada mereka. Oleh karenanya pengembangan masyarakat akan berupaya mengidentifikasi elemen-elemen penting dari budaya lokal dan melestarikannya. Tradisi ini meliputi sejarah lokal dan peninggalan berharga, kerajinan yang berbasis lokal, makanan lokal atau hal lainnya. pengaruh eksternal dapat memisahkan tradisi-tradisi budaya lokai ini, dan strategi masyarakat yang cermat diperlukan jika tradisi tersebut ingin dilestarikan. Masyarakat perlu mengidentifikasi apa komponen yang unik dan signifikan dari warisan budayanya, dan untuk menentukan komponen mana yang hendak dipertahankan. Oleh karena itu, sebuah rencana dapat disusun tentang bagaimana mencapainya, misalnya kegiatan di balai masyarakat, membangun industi lokal yang berbasis budaya lokal.
  2. Melestarikan dan menghargai budaya asli atau pribumi.                                                               Ketika dikemukakan bahwa budaya asli hanyalah kasus tertentu dalam budaya lokal, dinamika yang berbeda yang mengelilingi budaya asli berarti budaya asli ini diperlakukan sebagai hal yang terpisah. Ada dua hal utama yang mendasarinya yaitu, pertama klaim istimewa yang dimiliki orang-orang pribumi terhadap lahan atau daerah dan terhadap struktur komunitas tradisional yang berkembang seleras dengan lahan atau daerah selama periode waktu jauh lebih lama daripada kolonisasi baru. Komunitas merupakan hal penting bagi kelangsungan budaya dan kelangsungan spritual, dalam arti penting kelesetarian budaya tradisional merupakan kebutuhan yang lebih penting bagi orang-orang pribumi daripada orang lain kebanyakan.
  3. Multikulturalisme.                                                Kata ini lazimnya menunjukkan pada kelompok etnis yang berbeda yang tinggal di satu masyarakat tetapi mempertahankan identitas budaya yang berbeda. Oleh karena itu, fokus ini yaitu pada etnisitas dan fitur budaya dari kelompok-kelompok etnis yang berbeda. Kebiasaan-kebiasaan dalam budaya yang relatif homogen tampak hilang, masyarakat harus sampai pada kehidupan bermasyarakat yang multikultural. Bagi beberapa orang, hal ini terjadi karena ketakutan, ancaman, kerugian dan raisal serta ketegangan budaya dan pengucilan. Keanekaragama latarbelakang budaya merupakan realitas bagi banyak masyarakat, dan oleh karena itu merupakan aspek yang penting dari pembangunan masyarakat. Benturan nilai-nilai budaya dan problem-problem yang dialami oleh perseorangan dan keluarga memberikan suasana ketidakstabilan dan kecemasan selama mereka berusaha menemukan sebuah cara melalui konflik ini. Strategi yang digunakan dalam keadaan multikulturalisme yaitu mencakup bekerja dengan pemuka-pemuka masyarakat, meningkatkan kesadaran penduduk, dan menghadapi rasisme.
  4. Budaya partisipatori                                    Aktivitas budaya merupakan fokus penting untuk identitas masyarakat, partisipasi, interaksi sosial dan pengembangan masyarakat. Satu cara untuk mendorong masyarakat yang sehat yaitu dapat mendorong partisipasi yang luas dalam aktivitas budaya, sehingga seni, musik, teater, tarian dan olahraga menjadi sesuatu yang mereka lakukan, bukan yang mereka tonton. Hal ini telah menjadi fokus dari banyak program pengembangan budaya masyrakat; partisipasi budaya dapat dilihat sebagai cara penting untuk membangun modal sosial, memperkuat masyarakat dan menegaskan identitas. Aktivitas-aktivitas yang mungkin dilakukan akan berbeda-beda tergantung pada budaya lokal, budaya lokal dan faktor-faktor lain. Budaya parsipatif juga memiliki potensi untuk mencapai lebih dari memperkuat modal sosial dan bangunan masyrakat. Partisipasi dalam aktivitas budaya merupakan bagian penting untuk membantu orang-orang dari suatu masyarakat untuk memperoleh kembali budaya mereka sendiri dan menolak ikut campur dari pihak di luar mereka.                                                      Terimakasih telah mengunjungi dan membaca blog saya, semoga apa yang disampaikan dapat memberikan manfaat bagi kita semua😄😄

Rabu, 09 Oktober 2019

Ciri-Ciri Budaya Lokal

Hallo semuanya.. Senang sekali saya dapat berbagi ilmu dengan kalian lagii
Nah, tidak perlu panjang lebar lagi langsung saja yuk disimak uraian mengenai ciri-ciri budaya lokal berikut...
Ciri-ciri budaya lokal dapat dikenali dalam bentuk kelembagaan sosial yang dimiliki oleh suatu suku bangsa. Kelembagaan sosial merupakan ikatan sosial bersama di antara anggota masyarakat yang mengoordinasikan tindakan sosial bersama antara anggota masyarakat. Lembaga social memiliki orientasi perilaku sosial ke dalam yang sangat kuat.
Hal itu ditunjukkan dengan orientasi untuk memenuhi kebutuhan anggota lembaga sosial tersebut. Dalam Lembaga sosial, hubungan sosial di antara anggotanya sangat bersifat pribadi dan didasari oleh loyalitas yang tinggi terhadap pemimpin dan gengsi sosial yang dimiliki. Bentuk kelembagaan sosial tersebut dapat dijumpai dalam system gotong royong di Jawa dan di dalam sistem banjar atau ikatan adat di Bali. Gotong royong merupakan ikatan hubungan tolong-menolong di antara masyarakat desa. Di daerah pedesaan pola hubungan gotong royong dapat terwujud dalam banyak aspek kehidupan. Kerja bakti, bersih desa, dan panen bersama merupakan beberapa contoh dari aktivitas gotong royong yang sampai sekarang masih dapat ditemukan di daerah pedesaan. Di dalam masyarakat Jawa, kebiasaan gotong royong terbagi dalam berbagai macam bentuk. Bentuk itu di antaranya berkaitan dengan upacara siklus hidup manusia, seperti perkawinan, kematian, dan panen yang dikemas dalam bentuk selamatan.
Oleh karena itu, diperlukan rasa toleransi dan saling menghormati antarpenghuni rumah indekos. Sikap toleransi antarpenghuni rumah indekos tersebut akan muncul apabila didasari prinsip relativisme budaya yang memandang bahwa setiap kebudayaan tersebut berbeda dan unik serta tidak ada nilai-nilai budaya suatu kelompok yang dianggap lebih baik atau buruk dibanding kelompok lainnya.
Terimakasih ya sudah mampir ke blog saya..
Semoga ilmu yang disampaikan bisa bermanfaat😊😊

Rabu, 02 Oktober 2019

Konsep Budaya Lokal

Hallo semuanya kembali lagi ke blog sayaaaa
Langsung saja ya, kita akan membahas konsep-konsep budaya lokal
Bagaimana itu? Langsung saja yuk kita simak uraian berikut ini...

Budaya lokal biasanya didefinisikan sebagai budaya asli dari suatu kelompok masyarakat tertentu. Menurut J.W. Ajawaila, budaya lokal adalah ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat lokal. Akan tetapi, tidak mudah untuk merumuskan atau mendefinisikan konsep budaya lokal. Menurut Irwan Abdullah, definisi kebudayaan hampir selalu terikat pada batas-batas fisik dan geografis yang jelas. Misalnya, budaya Jawa yang merujuk pada suatu tradisi yang berkembang di Pulau Jawa. Oleh karena itu, batas geografis telah dijadikan landasan untuk merumuskan definisi suatu kebudayaan lokal. Namun, dalam proses perubahan sosial budaya telah muncul kecenderungan mencairnya batas-batas fisik suatu kebudayaan. Hal itu dipengaruhi oleh faktor percepatan migrasi dan penyebaran media komunikasi secara global sehingga tidak ada budaya local suatu kelompok masyarakat yang masih sedemikian asli.

Menurut Hildred Geertz dalam bukunya Aneka Budaya dan Komunitas di Indonesia, di Indonesia saat ini terdapat lebih 300 dari suku bangsa yang berbicara dalam 250 bahasa yang berbeda dan memiliki karakteristik budaya lokal yang berbeda pula. Wilayah Indonesia memiliki kondisi geografis dan iklim yang berbeda-beda. Misalnya, wilayah pesisir pantai Jawa yang beriklim tropis hingga wilayah pegunungan Jayawijaya di Provinsi Papua yang bersalju. Perbedaan iklim dan kondisi geografis tersebut berpengaruh terhadap kemajemukan budaya lokal di Indonesia.

Pada saat nenek moyang bangsa Indonesia datang secara bergelombang dari daerah Cina Selatan sekitar 2000 tahun sebelum Masehi, keadaan geografis Indonesia yang luas tersebut telah memaksa nenek moyang bangsa Indonesia untuk menetap di daerah yang terpisah satu sama lain. Isolasi geografis tersebut mengakibatkan penduduk yang menempati setiap pulau di Nusantara tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa yang hidup terisolasi dari suku bangsa lainnya. Setiap suku bangsa tersebut tumbuh menjadi kelompok masyarakat yang disatukan oleh ikatan-ikatan emosional serta memandang diri mereka sebagai suatu kelompok masyarakat tersendiri. Selanjutnya, kelompok suku bangsa tersebut mengembangkan kepercayaan bahwa mereka memiliki asal-usul keturunan yang sama dengan didukung oleh suatu kepercayaan yang berbentuk mitos-mitos yang hidup di dalam masyarakat.

Kemajemukan budaya lokal di Indonesia tercermin dari keragaman budaya dan adat istiadat dalam masyarakat. Suku bangsa di Indonesia, seperti suku Jawa, Sunda, Batak, Minang, Timor, Bali, Sasak, Papua, dan Maluku memiliki adat istiadat dan bahasa yang berbeda-beda. Setiap suku bangsa tersebut tumbuh dan berkembang sesuai dengan alam lingkungannya. Keadaan geografis yang terisolir menyebabkan penduduk setiap pulau mengembangkan pola hidup dan adat istiadat yang berbeda-beda. Misalnya, perbedaan Bahasa dan adat istiadat antara suku bangsa Gayo-Alas di daerah pegunungan Gayo-Alas dengan penduduk suku bangsa Aceh yang tinggal di pesisir pantai Aceh.

Menurut Soekmono dalam Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia I, masyarakat awal pada zaman praaksara yang datang pertama kali di Kepulauan Indonesia adalah ras Austroloid sekitar 20.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, disusul kedatangan ras Melanosoid Negroid sekitar 10.000 tahun lalu. Ras yang datang terakhir ke Indonesia adalah ras Melayu Mongoloid sekitar 2500 tahun SM pada zaman Neolithikum dan Logam. Ras Austroloid kemudian bermigrasi ke Australia dan sisanya hidup di di Nusa Tenggara Timur dan Papua. Ras Melanesia Mongoloid berkembang di Maluku dan Papua, sedangkan ras Melayu Mongoloid menyebar di Indonesia bagian barat. Ras-ras tersebut tersebar dan membentuk berbagai suku bangsa di Indonesia. Kondisi tersebut juga mendorong terjadinya kemajemukan budaya lokal berbagai suku bangsa di Indonesia.

Menurut James J. Fox, di Indonesia terdapat sekitar 250 bahasa daerah, daerah hukum adat, aneka ragam kebiasaan, dan adat istiadat. Namun, semua bahasa daerah dan dialek itu sesungguhnya berasal dari sumber yang sama, yaitu bahasa dan budaya Melayu Austronesia. Di antara suku bangsa Indonesia yang banyak jumlahnya itu memiliki dasar persamaan sebagai berikut.
  1. Asas-asas yang sama dalam bentuk persekutuan masyarakat, seperti bentuk rumah dan adat perkawinan.
  2. Asas-asas persamaan dalam hukum adat.
  3. Persamaan kehidupan sosial yang berdasarkan asas kekeluargaan.
  4. Asas-asas yang sama atas hak milik tanah.
Terimakasih sudah membaca artikel sayaa
Semoga bermanfaat yaaa

Upacara Adat

Indonesia yang memiliki banyak adat dan kebudayaan, juga mempunyai beragam upacara tradisional yang menarik. Hingga saat ini, banyak dari u...